Memahami dan Menerapkan Transformasi Kesadaran.

Pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2025 di ruang Auditorium Polibest hadir seorang pembelajar filsafat yang juga merupakan seorang penulis banyak buku filsafat, untuk memberikan wawasan filsafat kepada civitas akademika Politeknik Bhakti Semesta. Dr der phil. Reza A. A. Wattimena atau yang biasa dikenal dengan nama panggilan Reza Wattimena meluangkan waktu untuk memberikan wawasan filsafat kepada mahasiswa Politeknik Bhakti Semesta. Sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, Reza menyampaikan materi dengan topik “Menuju Hidup Anti Galau: Memahami dan Menerapkan Teori Transformasi Kesadaran.” Civitas akademika Polibest dan beberapa tamu yang hadir terbius dengan cara penyampaian Reza yang santai dan penuh interaksi dengan audiens.

Dalam pemaparannya, Reza menyampaikan bahwa ada lima bentuk dan tingkatan kesadaran manusia. Tingkatan pertama adalah kesadaran distingtif, berikutnya kesadaran imersif, selanjutnya kesadaran holistik-kosmik, lebih lanjut adalah kesadaran meditatif dan paling puncak adalah tingkatan kesadaran kekosongan. Dalam dialektika dengan audiens, Reza menempatkan manusia yang masih mengejar keuntungan materi seperti para koruptor di tengah-tengah masyarakat berada di tingkatan terendah, yakni distingtif. Pada tingkatan ini, alam semesta dan makluk hidup lainnya dirusak hanya untuk kepuasan dan kebodohan manusia. Sebaliknya pada tingkatan tertinggi dalam transformasi kesadaran yakni tingkatan kekosongan, manusia mengalami kedamaian dan ketenangan. Manusia bebas dari ruang dan waktu, bahkan dari kebutuhan material. Manusia tidak terjebak pada pemusatan pada dirinya, tapi membuat keseimbangan dengan alam semesta.

Kehadiran Reza di Polibest merupakan bagian dari kuliah umum yang diselenggarakan oleh dosen pengampu Mata Kuliah Kesadaran Seni. Kuliah umum ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Politeknik Bhakti Semesta angkatan 2024 dan mengijinkan untuk dihadiri juga oleh sivitas akademika lainnya.

Beberapa audiens terlibat diskusi aktif dengan Reza. Pertanyaan sekitar eksistensi manusia dan upaya untuk melakukan transformasi kesadaran untuk menuju tingkatan yang lebih tinggi di era digital, membuka cara-cara manusia untuk membangun kesadarannya. Pada akhir kuliah umum, Reza menyampaikan bahwa, tingkatan kesadaran manusia tidak ditentukan oleh usia dan pengalaman hidup. Namun tingkatan tersebut ditentukan oleh usaha manusia untuk menjalani perannya dalam alam semesta dengan kesadaran yang dibentuk oleh dirinya. (red)

Reza berdialog dengan audiens
Share the Post:

Related Posts